Rabu, 19 November 2014

Tuga 9: Analisis Kesalahan Berbahasa pada Kain Rentang dan Papan Nama


Analisis Kesalahan Berbahasa pada Kain Rentang dan Papan Nama

A.    Kesalahan pada Papan Nama
1.      Kesalahan dalam Bidang Frasa
1)      Adanya Pengaruh Bahasa Daerah










Bentuk Tidak Baku
-          Lalapan dan pecel cak Sul gak golek bathi, gak golek pelanggan.

Analisis:
Dalam ragam baku, unsur-unsur yang ada pada kalimat di atas merupakan pemakaian frasa yang salah. Kesalahan itu disebabkan oleh adanya pengaruh dari bahasa daerah. Frasa yang tercetak miring di atas sebaiknya diganti dengan tidak. Perbaikan frasa di atas menjadi berikut:
Bentuk Baku
-          Lalapan dan pecel cak Sul tidak golek bathi, gak golek pelanggan.


B.     Kesalahan pada Kain Rentang
2.      Perubahan Fonem
1)      Perubahan fonem konsonan /b/ dilafalkan menjadi /p/











Bentuk Tidak Baku
-          Tata tertip pengunjung.

Analisis:
Pada kata tertip di atas, telah terjadi kesalahan pada perubahan fonem konsonan /b/ dilafalkan menjadi /p/. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 1454), tertib artinya 1 teratur; menurut aturan; rapi; 2 sopan; dengan sepatutnya; 3 aturan; peraturan yang baik
Jadi, kata tertib maknanya lebih mengacu pada arti aturan. Jika dibakukan menjadi kata tertib, tidak perlu merubah fonem lain.
Bentuk Baku
-          Tata tertib pengunjung.


3.      Kesalahan Penulisan Kata
1)      Kesalahan penulisan preposisi di









Bentuk Tidak Baku
-          di jual tanpa perantara.

Analisis:
Preposisi sering ditulis salah oleh pemakai bahasa. Kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata. Jadi, kalimat di atas dapat diperbaiki sebagai berikut.
Bentuk Baku
-          dijual tanpa perantara.



DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas. 1992. Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum pembentukan Istilah. Bandung: CV. Pustaka Setia
Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi
            Kempat). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori
dan Praktik. Cetakan Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka.


Tugas 8: Analisis Kesalahan Berbicara pada Pidato Pemimpin


Analisis Kesalahan Berbicara pada Pidato Pemimpin

         Ada beberapa kesalahan berbicara yang saya temukan pada saat mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpidato yakni sebagai berikut.

1.      Kesalahan Pelafalan karena Penghilangan Fonem Vokal Rangkap Menjadi Vokal Tunggal
1)      Fonem /au/ dilafalkan menjadi /o/
Bentuk Tidak Baku                       
-          Sodara                                                 

Analisis:
Bentuk pelafalan kata sodara pada kalimat “Saudara-saudara se-Bangsa dan se-Tanah air, hadirin sekalian yang saya muliakan,” ini merupakan kesalahan dalam tataran fonologi pada penghilangan fonem vokal rangkap menjadi vokal tunggal, yaitu fonem /au/ dilafalkan menjadi /o/.
Dalam penyampaian pidato pada kata yang dicetak miring tersebut tidak tepat. Seharusnya kata saudara lebih tepat digunakan dalam pengucapan dan pelafalannya ketika menyampaikan pidato kenegaraan. Jadi, kata di atas dapat diperbaiki sebagai berikut.
Bentuk Baku
-          Saudara

2.      Perubahan Fonem Konsonan
1)      Fonem /n/ dilafalkan menjadi /m/
Lafal Tidak Baku
-          tampa

Analisis:
Bentuk pelafalan kata tampa  ini merupakan kesalahan dalam tataran fonologi pada perubahan fonem konsonan, yaitu fonem /n/ dilafalkan menjadi /m/.
Dalam penyampaian pidato pada kata yang dicetak miring tersebut tidak tepat. Seharusnya kata tampa lebih tepat digunakan dalam pengucapan dan pelafalannya ketika menyampaikan pidato kenegaraan. Jadi, kata di atas dapat diperbaiki sebagai berikut.
Lafal Baku
-          tanpa




DAFTAR PUSTAKA

http://m.youtube.com/watch?v=mLIhgc46Chk
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori
dan Praktik. Cetakan Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi
            Kempat). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.


Tugas 7: Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Blogger Dosen


Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Blogger Dosen

Beberapa kesalahan dalam analisis berbahasa pada blogger dosen bu Roziah, S.Pd., M.A. yaitu dengan judul “I Love U Pangeran Surgaku” sebagai berikut:
I Love U Pangeran Syurgaku
Kandaaaaaa…
Terima kasih untuk cintamu yang selalu memberikan kekuatan pada kepuitisan Cinta Ilahi ini. andaikan kanda tahu apa yang dinda rasakan saat ini, kanda pasti akan tersenyum.
Kanda…

1.      Kesalahan dalam Bidang Kalimat
1)      Penggunaan Istilah Asing
Bentuk Tidak Baku
-          I Love U pangeran surgaku

Analsisis:
      Kata I Love U merupakan penggunaan kata dalam bahasa asing dan telah dicampur adukkan ke dalam bahasa Indonesia. Akan lain halnya jika istilah asing yang dicetak miring pada kalimat kata di atas diganti dengan istilah bahasa Indonesia. Istilah I Love You diganti dengan aku cinta kamu. Jadi, kata tersebut bisa diperbaiki menjadi:
Bentuk Baku
-          Aku Cinta Kamu Pangeran Surgaku.

2.      Penambahan Fonem
1)      Penambahan Fonem vokal /a/
Bentuk Tidak Baku
-          kandaaaaaa…

Analsisis:
Pada kata di atas telah terjadi kesalahan pada blogger bu Roziah yaitu, kata kandaaaaaa. Hal ini menunjukkan bahwa adanya penambahan pada fonem vokal /a/ pada kata kandaaaaaa. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 616), kata 1kan.da artinya 1 kata sapaan hormat kepada kakak; 2 kakanda; 3 kakak; 2kan.da artinya tragedi; legenda. Dalam KBBI, kata kandaaaaaa tidak mempunyai makna, karena menambahkan fonem vokal /a/ pada kata kandaaaaaa. Jadi, jika dibakukan menjadi kata kanda.
Pada kata kanda di atas artinya lebih merujuk pada kakanda. Jadi, dapat disimpulkan bahwa bentuk bakunya adalah kanda.
Bentuk Baku
-          kanda


3.      Kesalahan Penulisan pada Huruf Kapital
Bentuk Tidak Baku
-          andaikan kanda tahu apa yang dinda rasakan saat ini, kanda pasti akan tersenyum.
Analisis:
       Penulisan huruf kapital yang dijumpai dalam penulisan-penulisan resmi kadang-kadang menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku. Sesuai dengan kaidah tata bahasa yang benar bahwa huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama. Jadi, kata yang tercetak miring di atas dapat diperbaiki menjadi berikut.
Bentuk Baku
-          Andaikan kanda tahu apa yang dinda rasakan saat ini, kanda pasti akan tersenyum.



DAFTAR PUSTAKA

Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori
dan Praktik. Cetakan Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka.




Tugas 6: Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Ejaan Yang Disempurnakan pada Latar Belakang Skripsi Matematika Universitas Islam Riau (UIR)


Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Ejaan Yang Disempurnakan pada Latar Belakang Skripsi Matematika Universitas Islam Riau (UIR)

Ada beberapa kesalahan dalam penerapan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) pada skripsi mahasiswa matematika UIR, yaitu:
1.      Kesalahan Penulisan Tanda Koma
1)      Penghilangan tanda koma diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilang.





























Bentuk Tidak Baku
(1) Persepsi pada hakikatnya merupakan proses pengamatan seseorang yang dipengaruhi oleh faktor-faktor
     pengalaman, proses belajar dan pengetahuan.
(2) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
      bijaksana.
(3) Guru harus mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikat pendidik.

Analisis:
Pada ketiga kalimat di atas terdapat kesalahan dalam penghilangan tanda koma diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD: 39) tanda koma ini dipakai untuk menceraikan kata yang disebut berturut-turut. Jadi, perbaikan dari dua kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
(1) Persepsi pada hakikatnya merupakan proses pengamatan seseorang yang dipengaruhi oleh faktor-faktor pengalaman, proses belajar, dan pengetahuan.
(2) Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan bijaksana.
(3) Guru harus mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik. 

2)      Pemisahan anak kalimat dari induk kalimat yang tidak menggunakan tanda koma (yang anak kalimat mendahului induk kalimat).







Bentuk Tidak Baku
(1) Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen seorang guru harus mempunyai kualifikasi akademik.

Analisis:
Pada kalimat di atas terdapat kesalahan dalam pemisahan anak kalimat dari induk kalimat yang tidak menggunakan tanda koma (yang anak kalimat mendahului induk kalimat). Dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD: 39) tanda koma ini dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat. Jadi, perbaikan dari kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
(1) Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, seorang guru harus mempunyai kualifikasi akademik.

3)      Penghilangan tanda koma di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat di awal kalimat.









Bentuk Tidak Baku
(1) Dalam hal ini jelas peran guru selain harus berhubungan langsung, tetapi guru juga bagian dari masyarakat sosial.

Analisis:
Pada kalimat di atas terdapat kesalahan dalam penghilangan tanda koma di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat di awal kalimat. Tanda koma harus diletakkan setelah kata atau ungkapan penghubung antarkalimat. Dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD: 39), tanda koma di belakang ungkapan atau kata penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat, termasuk di dalamnya. Jadi, perbaikan dari kalimat di atas adalah sebagai berikut.
Bentuk Baku
(1) Dalam hal ini, jelas peran guru selain harus berhubungan langsung, tetapi guru juga bagian dari masyarakat sosial.

2.      Kesalahan Penulisan Kata
1)      Kesalahan penulisan kata dasar dan kata bentukan









Bentuk Tidak Baku
(1) aktifitasnya
(2) didefenisikan

Analisis:
Kita mengenal bentuk kata dasar dan kata bentukan (kata berafiks, kata ulang, dan kata majemuk atau gabungan kata). Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan yang berdiri sendiri; sedangkan pada kata berafiks, afiks tersebut ditulis serangkai dengan kata dasarnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 31 dan 303), kata aktifitas dan defenisi tidaklah baku. Jadi, perbaikan bentuk katanya sebagai berikut.
Bentuk Baku
(1) aktivitasnya
(2) didefinisikan





DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdiknas. 1992. Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum pembentukan Istilah. Bandung: CV. Pustaka Setia
Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi
            Kempat). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori
dan Praktik. Cetakan Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka.