NPM : 126210716
Kelas : 5C
Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi pada Bungkus
Makanan
1. Penambahan Fonem
1) Penambahan
fonem vokal /e/
Analisis:
Pada gambar di atas telah terjadi
kesalahan pada bungkus makanan yaitu kata “mie”.
Hal ini menunjukkan bahwa adanya penambahan pada fonem vokal /e/ pada kata mie. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:912), kata mie artinya bahan makanan dari tepung
terigu, bentuknya seperti tali, biasanya dimasak dengan cara digoreng atau direbus,
diberi daging, udang, sayuran, bumbu, dan sebagainya. Dalam KBBI, kata mie tidak mempunyai makna, karena
menambahkan fonem vokal /e/ pada kata mie.
Jadi, jika dibakukan menjadi kata mi.
Kemudian terdapat juga kesalahan
dalam kata baso, karena terjadi
penghilangan pada fonem konsonan /k/. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2005:122), kata bakso
artinya makanan terbuat dari daging, udang, ikan yang dicincang dan dilumatkan
bersama tepung kanji dan putih telur, biasanya dibentuk bulat-bulat. Lalu, kata
baso juga dalam KBBI (2005:144)
mempunyai arti rusak mutunya karena terendam atau terkena air. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
bentuk bakunya adalah bakso. Dan
maknanya juga lebih pas daripada baso.
2) Penambahan fonem vokal /i/
Analisis:
Gambar di atas merupakan contoh analisis
kesalahan berbahasa tataran fonologi pada bungkus makanan yaitu terdapat
kesalahan pelafalan karena penambahan fonem vokal /i/. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1316),
1 bebas atau terlindung dari bahaya,
aman; 2 bebas dari kemungkinan
menderita kerugian, kehilangan, kerusakan; 3
bebas dari ketidakpastian; 4
mantap; elok; baik; sempurna.
Jadi, dalam kata sip maknanya lebih mengacu pada kata mantap. Lalu, kata siip
tidak mempunyai arti dalam KBBI. Jika dibakukan menjadi kata sip.
3) Penambahan Fonem Vokal /o/
Analisis:
Pada
kata Boom di atas, telah terjadi kesalahan pada penambahan
fonem vokal /o/. Di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008:205), 1bom artinya senjata
yang bentuknya seperti peluru besar yang berisi bahan peledak untuk menimbulkan
kerusakan besar. 2
bom 1 kayu penarik pedati (dokar); 2 kayu palang (perintang pelabuhan); 3 pelabuhan; pabean. 3 bom tombak yang dipakai
untuk maskawin.
Jadi, kata bom maknanya lebih mengacu pada arti permen yang rasanya pedas, seperti
pedasnya bom jika menghantam bumi. Jika dibakukan menjadi kata bom, tidak perlu menambahkan fonem lain.
4) Penambahan fonem konsonan /d/
Analisis:
Gambar di atas terdapat kesalahan
pelafalan karena penambahan fonem konsonan/d/.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008:810), kata lemon artinya
1 jenis limau 2 warna kuning muda.
Jadi, kata
lemon di atas sebenarnya merujuk pada kata arti kedua-duanya, yaitu jenis limau
yang warnanya kuning muda. Dalam kaidah bahasa Indonesia kata lemond merupakan
salah, karena telah menambahkan fonem konsonan /d/. jika dibakukan seharusnya
ditulis dengan lemon, tanpa menambahkan fonem yang lain.
5) Penambahan Fonem Konsonan /s/
Gambar di atas terdapat kesalahan
pelafalan karena penambahan fonem konsonan/s/.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008:464), kata gula artinya
bahan pemanis biasanya berbentuk Kristal (buti-butir kecil) yang dibuat dari
air tebu, aren (enau), atau nyiur; di mana banyak kesenangan di situlah banyak
orang yang dating; pekerjaan yang sangat mudah; sesuatu yang suda dikuasai.
Jadi, kata gula sebenarnya merujuk pada arti bahan
pemanis biasanya berbentuk Kristal (buti-butir kecil) yang dibuat dari air
tebu, aren (enau), atau nyiur. Dalam kaidah bahasa Indonesia kata gulas merupakan salah, karena telah
menambahkan fonem konsonan /s/.
6) Penghilangan Fonem
Vokal /e/
Analisis:
Gambar di atas terdapat kesalahan
pelafalan karena terjadi penghilangan fonem vokal /e/, pada kata slai
yang seharusnya adalah selai. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008:1247), kata selai artinya bubur
dari buah-buahan yang dimasak dengan gula sampai kental (biasanya dioleskan
pada roti, kue, dan sebagainya).Jadi, dalam kaidah bahasa Indonesia kata slai merupakan salah, karena telah
menghilangkan fonem vokal /e/.
Lalu, pada
kata o’lai juga terjadi kesalahan
yaitu telah menambahkan tanda penyingkat (apostrof). Dalam kaidah bahasa
Indonesia seharusnya tidak memakai tanda tersebut. Seharusnya bentuk bakunya
adalah olai.
7) Penghilangan Fonem Konsonan
/k/
Analisis:
Gambar di atas terdapat kesalahan
pelafalan karena terjadi penghilangan fonem konsonan /k/, pada kata Qtela
yang seharusnya adalah ketela. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008:689), kata ketela artinya 1
tanaman berumbi, daunnya untuk sayur, umbinya biasanya dapat dimakan; 2 ubi
jalar.
Jadi, kata ketela sebenarnya merujuk pada arti kedua-duanya.
Bisa merujuk pada arti tanaman berumbi, daunnya untuk sayur, umbinya biasanya
dapat dimakan dan bisa juga merujuk pada ubi jalar. Dalam kaidah bahasa
Indonesia kata Qtela merupakan salah,
karena telah menghilangkan fonem konsonan /k/.
DAFTAR
PUSTAKA
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori
dan Praktik . Cetakan Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka.
Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi
Kempat).
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar