Sabtu, 20 September 2014

Tugas 2: Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi (Majalah Sagang)


Nama : Eka Nurvita Sari
Kelas : 5C



















Ada beberapa kesalahan berbahasa pada majalah sagang, yaitu:
Analisis Kesalahan :
1)      Penghilangan prefiks meng-

a.       Majalah Sagang nomor 80/VII Mei 2005, pada halaman 5 dengan judul Penghormatan Terakhir, dengan kalimat: 












Bentuk Tidak Baku
-    Bandura bunga-bunga segar saja, dan terang-terangan tanpa ragu dalam desakan inspirasi kuasi mistis menolak penodaan makam.

Analisis :
Dari kalimat di atas terjadi kesalahan karena telah menghilangkan afiks meng- yang seharusnya ada pada kata  kuasai. Kata kuasai pada kalimat di atas  merupakan kata dasar yang menduduki predikat pada kalimat. Sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baku, dalam kalimat tersebut harus dieksplisitkan prefiks meng- yaitu menjadi menguasai. Sehingga kalimatnya menjadi:
Bentuk Baku
-  Bandura bunga-bunga segar saja, dan terang-terangan tanpa ragu dalam desakan inspirasi menguasi mistis nenolak penodaan makam.

2)      Penghilangan prefiks ber-
a.    Majalah Sagang nomor 80/VII Mei 2005, pada halaman 6 dengan judul Penghormatan Terakhir, dengan kalimat: 










Bentuk Tidak Baku
-    Lampu-lampu cahaya merah muda berkilauan di layar kain mengkilap, iris-iris menyusut menjadi kegelapan, seperti brokat merah di kursi, di tengah jendela, tempat sang puteri duduk.

Analisis :
Dari kalimat di atas terjadi kesalahan karena telah menghilangkan prefiks ber- yang seharusnya ada pada kata  cahaya. Kata cahaya pada kalimat di atas  merupakan kata dasar yang menduduki predikat pada kalimat. Sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baku, dalam kalimat tersebut harus dieksplisitkan prefiks ber- yaitu menjadi bercahaya. Sehingga kalimatnya menjadi:
Bentuk Baku
-    Lampu-lampu bercahaya merah muda berkilauan di layar kain mengkilat, iris-iris menyusut menjadi    
    kegelapan, seperti brokat merah di kursi, di tengah jendela, tempat sang puteri duduk.

a.    Majalah Sagang nomor 80/VIIMei 2005, pada halaman 11 dengan
     judul Rajam, dengan kalimat:






Bentuk Tidak Baku
-       Karna di rahimnya nanah busuk tak henti mengalir.
Analisis :
Dari kalimat di atas terjadi kesalahan karena telah menghilangkan afiks ber- yang seharusnya ada pada kata  henti. Kata henti pada kalimat di atas  merupakan kata dasar yang menduduki predikat pada kalimat.
Sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baku, dalam kalimat tersebut harus dieksplisitkan prefiks ber- yaitu menjadi berhenti. Sehingga kalimat yang benar menjadi:
Bentuk Baku
-       Karena di rahimnya nanah busuk tak berhenti mengalir.

a.    Majalah Sagang nomor 80/VII Mei 2005, pada halaman 29 dengan
     judul Daun-Daun Patah, dengan kalimat:






Bentuk Tidak Baku
“Memikirkan ketemu pelawak?”
Pada kalimat di atas terjadi kesalahan, karena telah merubah kata yang seharusnya bertemu menjadi ketemu. Bentuk kalimat di atas yang benar adalah:
Bentuk Baku
-          “Memikirkan bertemu pelawak?”
                              
 3)    Kesalahan dalam Penyingkatan Morf
Majalah Sagang nomor 80/VII Mei 2005, pada halaman 28 dengan judul Daun-Daun Patah, dengan kalimat: 






Bentuk Tidak Baku
-          Saling ngobrol dan bercanda satu sama lain.
Dari kalimat di atas terjadi kesalahan, karena telah melakukan penyingkatan morf meng-. Bentuk yang dicetak miring di atas seharusnya dituliskan secara lengkap, yaitu dengan tidak menyingkat alomorf dari meng-. Bentuk yang benar yaitu mengobrol. Sehingga kalimat yang benar adalah:
Bentuk Baku
-          Saling mengobrol dan bercanda satu sama lain.




DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
(Edisi Ketiga). Jakarta: BalaiPustaka.
_________. 2005. Majalah Budaya Sagang VII. Pekanbaru:
Yayasan Sagang
Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar