Nama : Eka Nurvita Sari
Kelas : 5C

Ada
beberapa kesalahan berbahasa pada majalah sagang, yaitu:
Analisis
Kesalahan :
1) Penghilangan
prefiks meng-
a.
Majalah Sagang nomor 80/VII Mei 2005, pada
halaman 5 dengan judul Penghormatan Terakhir, dengan kalimat:
Bentuk
Tidak Baku
- Bandura bunga-bunga segar saja, dan
terang-terangan tanpa ragu dalam desakan inspirasi kuasi mistis menolak
penodaan makam.
Analisis
:
Dari kalimat di atas terjadi kesalahan karena telah
menghilangkan afiks meng- yang seharusnya ada
pada kata kuasai. Kata kuasai pada kalimat
di atas merupakan kata dasar yang
menduduki predikat pada kalimat. Sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baku,
dalam kalimat tersebut harus dieksplisitkan prefiks meng- yaitu menjadi menguasai. Sehingga
kalimatnya menjadi:
Bentuk
Baku
- Bandura bunga-bunga segar saja, dan
terang-terangan tanpa ragu dalam desakan inspirasi menguasi mistis
nenolak penodaan makam.
2) Penghilangan
prefiks ber-
a. Majalah
Sagang nomor 80/VII Mei 2005, pada halaman 6 dengan judul Penghormatan
Terakhir, dengan kalimat:
Bentuk Tidak Baku
- Lampu-lampu cahaya merah muda
berkilauan di layar kain mengkilap,
iris-iris menyusut menjadi kegelapan, seperti brokat merah di kursi, di tengah
jendela, tempat sang puteri duduk.
Analisis :
Dari kalimat di
atas terjadi kesalahan karena telah menghilangkan prefiks ber- yang seharusnya ada
pada kata cahaya. Kata cahaya pada kalimat
di atas merupakan kata dasar yang
menduduki predikat pada kalimat. Sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baku,
dalam kalimat tersebut harus dieksplisitkan prefiks ber- yaitu menjadi bercahaya. Sehingga
kalimatnya menjadi:
Bentuk
Baku
- Lampu-lampu
bercahaya merah muda berkilauan di layar kain mengkilat, iris-iris menyusut menjadi
kegelapan, seperti brokat
merah di kursi, di tengah jendela, tempat sang puteri duduk.
a. Majalah
Sagang nomor 80/VIIMei 2005, pada halaman 11 dengan
judul Rajam, dengan kalimat:
Bentuk Tidak Baku
- Karna di rahimnya nanah
busuk tak henti
mengalir.
Analisis
:
Dari kalimat di
atas terjadi kesalahan karena telah menghilangkan afiks ber- yang seharusnya ada
pada kata henti. Kata henti pada kalimat
di atas merupakan kata dasar yang
menduduki predikat pada kalimat.
Sesuai kaidah
bahasa Indonesia yang baku, dalam kalimat tersebut harus dieksplisitkan prefiks
ber- yaitu menjadi berhenti. Sehingga
kalimat yang benar menjadi:
Bentuk
Baku
- Karena di rahimnya nanah
busuk tak berhenti
mengalir.
a. Majalah
Sagang nomor 80/VII Mei 2005, pada halaman 29 dengan
judul Daun-Daun Patah, dengan
kalimat:
Bentuk Tidak Baku
“Memikirkan
ketemu pelawak?”
Pada
kalimat di atas terjadi kesalahan, karena telah merubah kata yang seharusnya bertemu
menjadi ketemu. Bentuk kalimat di atas yang benar adalah:
Bentuk Baku
-
“Memikirkan bertemu pelawak?”
3) Kesalahan dalam Penyingkatan Morf
Majalah
Sagang nomor 80/VII Mei 2005, pada halaman 28 dengan judul Daun-Daun Patah,
dengan kalimat:
Bentuk Tidak Baku
-
Saling
ngobrol dan bercanda satu sama lain.
Dari
kalimat di atas terjadi kesalahan, karena telah melakukan penyingkatan morf meng-.
Bentuk yang dicetak miring di atas seharusnya dituliskan secara lengkap, yaitu
dengan tidak menyingkat alomorf dari meng-. Bentuk yang benar yaitu mengobrol.
Sehingga kalimat yang benar adalah:
Bentuk
Baku
-
Saling
mengobrol dan bercanda satu sama lain.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
(Edisi Ketiga). Jakarta: BalaiPustaka.
_________. 2005. Majalah
Budaya Sagang VII. Pekanbaru:
Yayasan Sagang
Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar