Kamis, 25 September 2014

Tugas 3: Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis Pada Koran Tribun

Nama : Eka Nurvita Sari
NPM : 126210716
Kelas : 5C


Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis pada Koran Tribun
1)      Adanya Pengaruh Bahasa Daerah
Ada beberapa kesalahan pada koran Tribun edisi Kamis, 18 September 2014 halaman 28, 33, 34, dan 36, yaitu:

Bentuk Tidak Baku
























Analisis:
Dalam ragam baku, unsur-unsur yang ada pada kalimat- kalimat di atas merupakan pemakaian frasa yang salah. Kesalahan itu disebabkan oleh adanya pengaruh dari bahasa daerah, yaitu bahasa Jawa. Berturut-turut keempat frasa di atas sebaiknya diganti dengan melayani, buat, singa gila, dan mencoba. Perbaikan keempat kalimat di atas menjadi berikut:
Bentuk Baku             
(1)   Sabtu layani Persis Solo.
(2)   Buat prioritas.
(3)   Singa gila hadapi kaedah FA.
(4)   Lewat film “Hijab”, Zaskia mencoba peruntungan sebagai produser.

2)      Penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir
Koran Tribun edisi 18 September 2014 halaman 19, yaitu:













Bentuk Tidak Baku
(1)   Saat ini kita juga tengah bersiap-siap untuk ikut dalam gathering nasional yang digelar Musang lover Indonesia di Jakarta pada 1-2 November mendatang. 
Analisis
Kata-kata yang dicetak miring pada kalimat di atas merupakan penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir. Karena dalam sebuah kalimat tidak hemat atau bisa disebut pemborosan kata.
Oleh karena itu, yang digunakan salah satu saja agar tidak mubazir. Lalu, terdapat juga pencampuran bahasa asing, yaitu bahasa Inggris. Seharusnya istilah asing tersebut dganti dengan bahasa Indonesia, supaya tidak menyulitkan orang lain dalam membacanya. Jadi, Perbaikannya dapat diungkapkan seperti berikut:
Bentuk Baku
(1)   a. Saat ini kita juga bersiap-siap untuk ikut dalam pertemuan nasional yang digelar Musang lover 
         Indonesia di Jakarta pada 1-2 November mendatang.
b. Saat ini kita tengah bersiap-siap untuk ikut dalam gathering nasional yang digelar Musang lover       Indonesia di Jakarta pada 1-2 November mendatang.

2)      Penggunaan Istilah Asing
Koran Tribun edisi Kamis, 18 September 2014 halaman 4, 5,  yaitu:
Bentuk Tidak Baku
(1)   Jamin ketersediaan sparepart.



Analisis:
Kalimat di atas belum tentu dapat dipahami oleh orang yang berpendidikan rendah karena pada kalimat-kalimat tersebut terdapat istilah bahasa asing yang tidak dipahami. Akan lain halnya jika istilah asing yang dicetak miring pada kalimat di atas diganti dengan istilah bahasa Indonesia. Istilah sparepart diganti dengan suku cadang.

(2)   Kuasai segmen sport.





Analisis
Kalimat di atas belum tentu dapat dipahami oleh orang yang berpendidikan rendah karena pada kalimat-kalimat tersebut terdapat istilah bahasa asing yang tidak dipahami. Akan lain halnya jika istilah asing yang dicetak miring pada masing-masing kalimat di atas diganti dengan istilah bahasa Indonesia. Istilah sport diganti dengan olahraga. Sehingga kalimat-kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi:
Bentuk Baku
(1)   Jamin ketersediaan suku cadang.
(2)   Kuasai segmen olahraga.



DAFTAR PUSTAKA

Setyawati, Nanik. 2010. Analsisis Kesalahan Berbahasa Indonesia: Teori
dan Praktik. Cetakan Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka.

Sabtu, 20 September 2014

Tugas 2: Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Morfologi (Majalah Sagang)


Nama : Eka Nurvita Sari
Kelas : 5C



















Ada beberapa kesalahan berbahasa pada majalah sagang, yaitu:
Analisis Kesalahan :
1)      Penghilangan prefiks meng-

a.       Majalah Sagang nomor 80/VII Mei 2005, pada halaman 5 dengan judul Penghormatan Terakhir, dengan kalimat: 












Bentuk Tidak Baku
-    Bandura bunga-bunga segar saja, dan terang-terangan tanpa ragu dalam desakan inspirasi kuasi mistis menolak penodaan makam.

Analisis :
Dari kalimat di atas terjadi kesalahan karena telah menghilangkan afiks meng- yang seharusnya ada pada kata  kuasai. Kata kuasai pada kalimat di atas  merupakan kata dasar yang menduduki predikat pada kalimat. Sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baku, dalam kalimat tersebut harus dieksplisitkan prefiks meng- yaitu menjadi menguasai. Sehingga kalimatnya menjadi:
Bentuk Baku
-  Bandura bunga-bunga segar saja, dan terang-terangan tanpa ragu dalam desakan inspirasi menguasi mistis nenolak penodaan makam.

2)      Penghilangan prefiks ber-
a.    Majalah Sagang nomor 80/VII Mei 2005, pada halaman 6 dengan judul Penghormatan Terakhir, dengan kalimat: 










Bentuk Tidak Baku
-    Lampu-lampu cahaya merah muda berkilauan di layar kain mengkilap, iris-iris menyusut menjadi kegelapan, seperti brokat merah di kursi, di tengah jendela, tempat sang puteri duduk.

Analisis :
Dari kalimat di atas terjadi kesalahan karena telah menghilangkan prefiks ber- yang seharusnya ada pada kata  cahaya. Kata cahaya pada kalimat di atas  merupakan kata dasar yang menduduki predikat pada kalimat. Sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baku, dalam kalimat tersebut harus dieksplisitkan prefiks ber- yaitu menjadi bercahaya. Sehingga kalimatnya menjadi:
Bentuk Baku
-    Lampu-lampu bercahaya merah muda berkilauan di layar kain mengkilat, iris-iris menyusut menjadi    
    kegelapan, seperti brokat merah di kursi, di tengah jendela, tempat sang puteri duduk.

a.    Majalah Sagang nomor 80/VIIMei 2005, pada halaman 11 dengan
     judul Rajam, dengan kalimat:






Bentuk Tidak Baku
-       Karna di rahimnya nanah busuk tak henti mengalir.
Analisis :
Dari kalimat di atas terjadi kesalahan karena telah menghilangkan afiks ber- yang seharusnya ada pada kata  henti. Kata henti pada kalimat di atas  merupakan kata dasar yang menduduki predikat pada kalimat.
Sesuai kaidah bahasa Indonesia yang baku, dalam kalimat tersebut harus dieksplisitkan prefiks ber- yaitu menjadi berhenti. Sehingga kalimat yang benar menjadi:
Bentuk Baku
-       Karena di rahimnya nanah busuk tak berhenti mengalir.

a.    Majalah Sagang nomor 80/VII Mei 2005, pada halaman 29 dengan
     judul Daun-Daun Patah, dengan kalimat:






Bentuk Tidak Baku
“Memikirkan ketemu pelawak?”
Pada kalimat di atas terjadi kesalahan, karena telah merubah kata yang seharusnya bertemu menjadi ketemu. Bentuk kalimat di atas yang benar adalah:
Bentuk Baku
-          “Memikirkan bertemu pelawak?”
                              
 3)    Kesalahan dalam Penyingkatan Morf
Majalah Sagang nomor 80/VII Mei 2005, pada halaman 28 dengan judul Daun-Daun Patah, dengan kalimat: 






Bentuk Tidak Baku
-          Saling ngobrol dan bercanda satu sama lain.
Dari kalimat di atas terjadi kesalahan, karena telah melakukan penyingkatan morf meng-. Bentuk yang dicetak miring di atas seharusnya dituliskan secara lengkap, yaitu dengan tidak menyingkat alomorf dari meng-. Bentuk yang benar yaitu mengobrol. Sehingga kalimat yang benar adalah:
Bentuk Baku
-          Saling mengobrol dan bercanda satu sama lain.




DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
(Edisi Ketiga). Jakarta: BalaiPustaka.
_________. 2005. Majalah Budaya Sagang VII. Pekanbaru:
Yayasan Sagang
Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia
(EdisiKeempat). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.