Analisis
Kesalahan Berbahasa Tataran Semantik pada Blogger Mahasiswa Satu Kelas
Ada beberapa kesalahan
dalam analisis berbahasa tataran semantik pada blogger mahasiswa satu kelas
yang saya temukan pada blog Suci Arvia Niti Alam dengan judul “Mutiara Islami”
yaitu sebagai berikut:
1. Kesalahan
karena Pasangan yang seasal
1) Penggunaan
kata menempa dan menimpa
Bentuk
Tidak Baku
(1) “Saat ujian
terus menempa”
Analisis:
Pengertian
kata menempa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:1432)
adalah memukul-mukul (besi) dan sebagainya untuk dibuat perkakas, seperti
pisau; menggembleng; membuat (pisau, keris) dan sebagainya; mencetak (batu
bata) dan sebagainy; membentuk; mendidik dan melatih. Kemudian kata menimpa dalam KBBI (2008:1465) artinya
jatuh menindih (mengenai) sesuatu; menjatuhi atau mengenai; memukul mengenakan
senjata kepada, mencuri; menyerobot. Berdasarkan perbedaan makna kedua kata
tersebut, maka dapat memperbaiki kalimat berikut.
Bentuk
Baku
(1) “Saat ujian
terus menimpa”
2) Penggunaan kata shabar
dan sabar

Bentuk
Tidak Baku
(1) Mohonlah
pertolongan dengan shabar dan shalat.
Analisis:
Arti Kata Shabar menurut
Al Qur'an adalah menahan diri atas segala sesuatu yang tidak disukai karena
mengharap Ridha Allah (wordpress.com/2008/04/03/shabar-menurut-al-quran), sedangkan kata sabar berarti
tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas
patah hati); tabah; tenang (KBBI,
2008:1196). Penggunaan
kata shabar di atas tidak tepat. Kata yang dicetak
miring pada kalimat di atas merupakan penggunaan yang tidak tepat. Jadi,
penggunaan kata yang tepat dan sesuai yaitu kata sabar bukanlah shabar. Seharusnya diperbaiki menjadi kalimat berikut ini.
Bentuk
Baku
(1) Mohonlah
pertolongan dengan sabar dan shalat.
2. Kesalahan
karena Pasangan yang Terancukan
3) Penggunaan
kata terhenti dan berhenti
Bentuk
Tidak Baku
(1) Jangan terhenti karena satu penghalang
Analisis:
Kata terhenti berarti tidak berjalan
(berputar, bergerak, dan sebagainya) lagi, tidak berlanjut, tertahan, terputus,
sedangkan kata berhenti berarti tidak
bergerak (berjalan, bekerja, dan sebagainya) lagi, tidak meneruskan lagi,
berakhir, selesai, tamat, mengaso, beristirahat, berjeda, meletakkan jabatan,
pekerjaan dan sebagainya) (KBBI, 2008:492). Penggunaan kata terhenti di atas tidak tepat. Kata yang dicetak
miring pada kalimat di atas merupakan penggunaan yang tidak tepat. Jadi,
penggunaan kata yang tepat dan sesuai yaitu kata berhenti bukanlah terhenti. Seharusnya diperbaiki menjadi kalimat berikut ini.
Bentuk Baku
(1) Jangan berhenti karena satu penghalang.
DAFTAR PUSTAKA
http://suciarvianitialam.blogspot.com/2014/02/mutiara-islami.html
Pusat Bahasa Depdiknas. 2008. Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Edisi Keempat). Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama.
PT. Gramedia Pustaka Utama.
Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan
Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik. Cetakan
Kedua. Surakarta: Yuma Pustaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar