Nama : Eka Nurvita Sari
NPM :126210716
Kelas : 4c
Tugas : Morfologi Bahasa Indonesia Lanjut Verba bahasa Jawa
1) 10 contoh verba perbuatan (aksi)
1. Dekne kabeh lagi dolanan neng taman. (Mereka sedang bermain di taman).
2. Kucing kuwi turu neng kasur. (kucing itu tidur di kasur).
3. Sarto dodolan sandangan neng pasar. (Sarto jualan pakaian di pasar).
4. Embok Rina lagi nggawe bakwan. (Ibu Rina sedang membuat bakwan).
5. Lilis lagi nyapu latar. (Lilis sedang menyapu halaman).
6. Wawan karo konco-koncone ngelangi neng kali. (Wawan dan teman-temannya berenang di sungai).
7. Dodi lagi ngecet omahe. (Dodi sedang mengecat rumahnya).
8. Laras lagi tuku iwak neng pasar. (Laras sedang membeli ikan di pasar).
9. Kiki sinau matematika ket mau. (Kiki belajar matematika sejak tadi).
10. Endra menampar prawan kuwi. (Endra menampar gadis itu).
Verba dolanan, turu, dodolan, nggawe, nyapu, ngelangi, ngecat, tuku, sinau, dan menampar merupakan verba perbuatan. Karena masing-masing verba tersebut mengandung makna keadaan yang menyatakan bahwa acuan verba berada dalam situasi tertentu. Bisa diambil dari salah satu contoh yaitu Endra menampar gadis itu. Kata menampar mengimplikasikan tindakan satu partisipan ke partisipan lain.
2) 10 contoh verba proses
1. Akeh tanduran nduwe godhong subur neng kebon. (Banyak tanaman yang berdaun subur di kebun).
2. Manuk merak nduwe wulu becik nggeret gatekan pengunjung kebon binatang. (Burung merak berbulu indah menarik perhatian pengunjung kebun binatang).
3. Kembang mawar tuwuh neng taman. (Bunga mawar tumbuh di taman).
4. Mira bimbang karo keputusane. (Mira bimbang dengan keputusannya).
5. Paklek teko soko Jakarta (Paman datang dari Jakarta).
6. Pari kuwi mulai nguning. (Padi itu mulai menguning).
7. Sapi kuwi modar amargo keracunan. (Sapi itu mati karena keracunan).
8. Mobil kuwi kudune ora rusak. (Mobil itu seharusnya tidak rusak).
9. Awakke Nia tambah cilik. (Badannya Nia semakin mengecil).
10. Koco jendelo pak Rahman pecah. (Kaca jendela pak Rahman pecah).
Verba nduwe godhong, nduwe wulu, tuwuh bimbang, teko, nguning, modar, rusak, cilik dan pecah termasuk dalam verba proses. Karena verba ini menyatakan suatu proses-proses yang tejadi. Seperti verba di atas yang mengandung makna proses yaitu badan Nia semakin mengecil. Kata mengecil memiliki makna inheren karena sebelum badannya Nia itu mengecil, badannya gendut.
3) 10 contoh verba keadaan.
1. Roni kelaran wektu dicokot ulo. (Roni kesakitan waktu digigit ular).
2. Caca ora demen karo kelambi seng rupane ireng. (Caca tidak suka dengan baju yang berwarna biru).
3. Kucinge Rina ketubruk mobil wayah melayu menyang dalan. (Kucingnya Rina tertabrak mobil waktu menyebrang).
4. Adiku demen banget bakso. (Adik saya paling suka bakso).
5. Kirno kedadeyan ngerjakne soal matematika sing paling rekoso. (Kirno berhasil mengerjakan soal matematika yang paling sulit). 6. Lia lemah banget karo penyakit sing dirasakne. (Lia sangat lemah karena penyakit yang diderita).
7. Kabeh konco-konco mbungah karo kelulusan sing ditampani. (Semua teman-teman bergembira dengan kelulusan yang diterimanya).
8. Soimah saiki dadi artis sing terkenal. (Soimah sekarang menjadi artis yang terkenal).
9. Cris john yaiku petinju sing paling linuwih. (Cris john adalah petinju yang terhebat).
10. Cuaca esuk iki adhem banget. (Cuaca pagi ini sangat dingin).
Verba kelaran, demen, ketubruk, demen, rekoso, lemah, mbungah, terkenal, linuwih, dan adhem termasuk dalam verba keadaan. Karena verba ini menyatakan suatu perubahan. Seperti salah satu contoh verba keadaan di atas yaitu cuaca pagi ini sangat dingin. Kata dingin memiliki makna keadaan karena mengacu pada situasi tertentu.
4) 5 contoh verba ekatransitif
1. Aku lagi nggowo kue donat. (Saya sedang membawa kue donat).
2. Petani mbanyoni sawahe. (Petani mengairi sawahnya).
3. Polisi lagi mburu maling. (Polisi sedang mengejar pencuri).
4. Angga ngerjakne tugas boso inggris. (Angga mengerjakan tugas bahasa Inggris).
5. embok lagi ngadhemake bubur. (Ibu sedang mendinginkan bubur).
Verba Nggowo, mbanyoni, mburu, ngerjake, dan ngadhemake pada kalimat di atas adalah verba ekatransitif karena verba ini hanya memerlukan sebuah objek (kue donat, sawahe, maling, tugas boso Inggris, dan bubur). Dikatakan ekatransitif karna kalimat ini hanya mempunyai satu objek dan tidak berpelengkap. Unsur wajib dalam kalimat ekatransitif adalah subjek, predikat, objek.
5) 5 contoh verba dwitransitif
1. Ibu nukokake komputer adhikku. (Ibu membelikan komputer adik).
2. Badriah njupukake klambi anake. (Badriah mengambilkan baju anaknya).
3. Sugeng nggaweake jenang bapak. (Sugeng membuatkan bubur bapak).
4. Joko mbukakake lawang tamu. (Joko membukakan pintu tamu).
5. Adhik macakake layang ibu. (Adhik membacakan surat ibu).
Verba pada kalimat nukokake, njupukake, nggaweake, mbukakake, dan macakake merupakan verba dwitransitif karena mewajibkan hadirnya dua nominal atau frasa nominal dibelakangnya. Nomina atau frasa nominal tersebut ialah komputer dan adhikku, klambi dan anake, jenang dan bapak, lawang dan tamu, layang dan ibu.
6) 5 contoh verba taktransitif.
1. Joko ketiban uwoh kambil. (Joko kejatuhan buah kelapa).
2. Andri melu lomba nembang. (Andri ikut lomba menyanyi).
3. Paklik kecopetan wektu ono ing stasiun. (Paman kecopetan saat berada di stasiun).
4. Lona lagi ngapek jeruk. (Lona sedang memetik jeruk).
5. Gedung sing anyar kuwi megah banget. (Gedung yang baru itu sangat megah).
Verba nembang pada (2), kecopetan (3), dan megah (5) adalah verba taktransitif karena tidak dapat diikuti nomina. Verba ketiban pada (1) memang diikuti oleh nomina buah kelapa dan ngapek pada (4) juga memang diikuti oleh nomina jeruk, tetapi nomina itu bukanlah objek. Karena itu, ketiban dan ngapek merupakan verba taktransitif. Sedangkan uwoh kambil dan jeruk merupakan pelengkap.